Tuesday, April 12, 2011

TV 3D LG Dengan Teknologi "Bioskop"

LG resmi memasarkan jajaran televisi dengan fitur Cinema 3D, LG televisi ini mengusung teknologi 3D terbaru. Konon ini adalah teknologi mirip dengan yang digunakan di bioskop besar. Pihak LG mengatakan televisi ini berteknologi layar 3D generasi baru yang berbeda dari kompetitor. Di antaranya pada fasilitas kacamata yang tidak ribet.

Biasanya untuk menikmati konten 3D dalam televisi, pengguna wajib menggunakan kacamata khusus yang disesuaikan dengan tipe TV yang digunakan. Umumnya di dalam kacamata tersebut terdapat sebuah cairan dan baterai guna menerjemahkan sinyal yang dipancarkan TV.

Kacamata jenis ini pun dianggap merepotkan. Sebab, selain harganya yang tinggi, baterai di dalamnya juga menambah berat yang membuat penggunaannya kurang nyaman. Selain itu gambar yang dihasilkan juga terlihat lebih gelap dan mudah terdistorsi oleh perangkat elektronik lainnya.



"Dibanding kacamata pada layar 3D konvensional lainnya, kacamata di televisi LG ini lebih nyaman di mata dan mudah digunakan," ucap Eko Adhi Suyitno, Flat Panel Display Manager LG Indonesia di Ritz Carlton, 11 April 2011 kemarin. LG mengklaim telah melakukan terobosan dengan menghadirkan teknologi 3D berbeda pada umumnya. Teknologi itu dinamakan FPR (film pattern retarder), yakni sebuah cara baru menikmati sajian 3D hanya dengan kacamata 'biasa'. Ini mirip dengan sajian 3D yang biasa dinikmati di bioskop.

"Tidak perlu lagi kacamata khusus yang dilengkapi dengan liquid, baterai dan penerima sinyal dari TV. Pengguna bisa memakai kacamata apa pun yang dilengkapi dengan film patern. Film patern ini bisa didapat dengan mudah dan harganya juga sangat terjangkau," Liem Erwin, Product Marketting Flat Panel Display, LG Indonesia.

TV LG yang menggunakan teknologi itu diklaim mampu menyajikan tayangan 3D dengan baik. Tidak ada gejala gambar berkedip (flicker) dan gambar juga terlihat tajam. Kacamata untuk menyaksikan televisi LG Cinema 3D wujudnya memang tampak seperti mainan dan berbobot ringan. Namun ternyata saat menyaksikan televisi 3D, wujud gambar terlihat nyata dan relatif nyaman meski melihat tayangan dalam waktu cukup lama.

"FPR berbeda dengan teknologi yang ada di TV saat ini. Jika biasanya gambar ditangkap mata secara bergantian, maka FPR memungkinkan kedua gambar ditangkap secara bersamaan. Inilah yang menghilangkan flicker pada gambar," tambah Erwin.

Dan jika biasanya kacamata 3D butuh baterai, kacamata di televisi 3D LG tak memerlukannya. Hal ini diklaim sebagai keunggulan karena di samping lebih hemat, juga tidak dibutuhkan isi ulang baterai yang dapat mengurangi kenikmatan kala nonton televisi. televisi ini juga bisa mengkonversi gambar 2D menjadi 3D.

"Konversi dari 2D ke 3D dua kali lipat lebih advance dari TV yang beredar saat ini. Efek 3D-nya juga bisa disesuaikan, ingin tampil ke luar, ke dalam, ke samping (kiri-kanan), namun semua itu tetap pada cakupan viewangle yang lebih baik," pungkas Erwin.

LG sengaja menyajikan televisi Cinema HD untuk memperkuat posisinya sebagai vendor nomor satu Indonesia di kategori Plasma TV dan LCD TV, menurut data dari biro riset Gfk. Mereka pun coba tampil dengan teknologi berbeda dibanding para pesaingnya seperti Samsung dan Sony.

No comments:

Post a Comment