Tuesday, April 5, 2011

Yang Harus Diketahui Tentang Tekhnologi 3D

Kita tentu mengenal tekhnologi yang satu ini, 3D atau bahasa umumnya 3 Dimensi, dimana efek ini memberikan ilusi optic pada mata yang membuat gambar 2 dimensi menjadi lebih hidup dan terkesan timbul dari permukaan. Dan tak bisa dipungkiri bahwa tekhnologi ini mulai mewabah diseluruh dunia sebagai hiburan yang baru buat kita nikmati saat ini.

Tahun ini teknologi tiga dimensi (3D) mulai menghinggapi hampir semua lini produk elektronik. Dari televisi, smartphone, kamera, konsol game, hingga mesin game portabel. Sudah siapkah dunia menyambut teknologi ini? Langkah studio film untuk merilis film 3D mendapat sambutan positif dari masyarakat. Studio film dan pembuat perangkat elektronik berlomba menghadirkan teknologi tiga dimensi (3D).

Versi 3D Avatar arahan James Cameron sukses besar.Banyak film yang sebenarnya tidak layak untuk di 3D-kan,tapi tetap juga dibuat versi 3D-nya demi mengikuti dahaga pasar. Para vendor bergerak cepat, ingin membawa pengalaman 3D di bioskop ini langsung ke ruang tamu melalui kehadiran TV 3D.Tahun lalu raksasa elektronik seperti Samsung, Sony, dan LG beramai-ramai menjadi yang terdepan dalam menghadirkan teknologi 3D ke TV LCD. Dari situ, ”sihir” teknologi 3D ini seolah tidak terhenti. Ibarat virus, menyebar cepat ke berbagai lini produk elektronik lainnya. Untuk menggeser rivalnya PlayStation serta perlawanan dari iOS dan Android di pasar game portable,Nintendo memutuskan masuk ke segmen pasar yang tidak tersentuh sebelumnya, game 3D.



Ponsel 3D adalah produk yang paling mencuri perhatian di Cellular Telecommunications and Internet Association yang dihelat pada 22-24 Maret 2011 silam di Orlando, Amerika Serikat. Setidaknya ada dua vendor yang siap dengan teknologi ini, yakni HTC lewat EVO 3D dan LG Thrill (Optimus 3D) yang di-bundling dengan operator AT&T. Kedua smartphone dengan layar 4,3 inci itu sudah dibundling dengan kaca khusus sehingga pengguna tidak perlu lagi memakai kacamata untuk merasakan nuansa 3D.

Teknologi baru ini sempat menuai kontroversi menyusul peringatan dari Nintendo yang menyebut anak-anak berusia di bawah 6 tahun agar tidak menggunakannya karena bisa merusak mata. Namun, belakangan optometrist (ahli mata) di Amerika justru mengatakan bahwa layar tersebut dapat mendeteksi kerusakan pada mata anak secara dini. ”Teknologi di 3DS bisa mengidentifikasi anak-anak di bawah 6 tahun yang membutuhkan terapi penglihatan,” kata Dr Michael Duenas, associate director untuk ilmu kesehatan dan kebijakan untuk American Optometric Association.

”Jika anak Anda tidak melihat efek 3D di 3DS, bisa jadi itu adalah tanda anak Anda menderita gangguan penglihatan seperti amblyipia atau mata malas,”tambahnya.

Berdasarkan studi online, American Optometric Association memprediksi lebih dari 25 persen warga AS pernah mengalami pusing kepala, pandangan kabur, dan ingin muntah setelah menonton 3D. Para ahli mata mengatakan, seperti dilansir melalui Yahoo News, Jumat (21/1/2011), bahwa satu di antara empat orang yang menonton tampilan 3D mengaku memiliki masalah penglihatan. Pasalnya tampilan 3D dapat membuat mata lelah karena mengharuskan penonton memfokuskan tampilan lebih dalam.

Masalah yang lebih serius, penonton 3D akan mudah merasa mual, mengalami pusing, bahkan membuat mereka sakit kepala. "Kami tidak merekomendasikan anda untuk mellihat 3D dalam kondisi yang tidak sehat. Jika anda mengantuk dan butuh tidur, atau habis minum alkohol, sebaiknya jangan menonton film 3D," ujar salah satu peneliti.

Sebuah studi yang mellibatkan sekira 115 warga Korea Selatan mempelajari adanya masalah kesehatan mata karena kelelahan saat menonton 3D, ketimbang menonton 2D. Para peneliti itu lalu menyarankan pemerintah agar mengeluarkan kebijakan untuk mengistirahatkan mata selama 15 menit setiap satu jam menonton 3D. Tapi studi itu didasari pada menonton 3D memakai kacamata dengan lensa merah dan hijau ketimbang menonton 3D di bioskop atau di televisi.

Jadi, tekhnologi 3D ini memang menghibur bagi kita yang tidak terlalu memiliki masalah penglihatan, tapi teknologi 3D yang ada saat ini ternyata memiliki kelemahan. Untuk bisa merasakan efek 3D, pengguna harus memosisikan diri tepat berada di depan layar. Miring sedikit saja, gambar yang dilihat pun jadi kabur. jadi sebaiknya kita jangan terlalu lama menonton film 3D, setidaknya direkomendasikan untuk mengistirahatkan mata selama beberapa saat agar mata tidak rusak.. bagaimanapun tekhnologi memiliki suatu dampak baik itu menguntungkan ataupun merugikan.

No comments:

Post a Comment